17 Agustus 1945 menjadi moment yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia karena pada hari itu jiwa jiwa yang terikat akan sesuatu hal yang menjadikan hilangnya kebebasan dalam hidup yang masih terikat akan keinginan lain tentang bangsanya sendiri, namun pada hari itulah momen kemerdekaan indonesia terjadi pada hari Jumat 17 Agustus 1945
Namun jika berbicara tentang kemerdekaan di dalam konteks yang besar tentu yang di fikirkan adalah sebuah negara yang dimana itu sudah terjadi merdekanya 78 tahun silam, namun dengan begitu kemerdekaan pada konteks kecil adalah sebuah kemerdekaan insan pribadi atau diri sendiri, yang dimana hal itu yang jarang sekali di jumpai di sekitar kita, masih banyak sekali kasus kasus terjadi, seperti pelecehan seksual, kekerasan, korupsi dan lain sebagainya
Hal seperti itu bisa terjadi karena hilangnya jiwa merdeka pada dirinya sendiri yang dimana jika zaman dulu manusia di perbudak oleh manusia lainya di jajah dan lain lain, namun untuk saat ini hal itu masih terjadi seperti kasus di atas, hilangnya kendali akan nafsu nya, yang tertindas, terjajah akan nafsu diri sendiri
Ada salah satu kitab yaitu kitab Al Hikam karya Syekh Ibnu Atho’illah Asy Syakandari yang berbunyi:
أنت حرمما أنت عنه آيس وعبد لماأنت له طا مع
“Kau bebas merdeka dari sesuatu yang kauputus asa. Tetapi kau menghamba pada sesuatu yang kauharapkan”
Dari salah satu Dawuh Syekh Ibnu Atthoillah menjelaskan tentang bahwa dia yang merdeka adalah dia yang terlepas dari sesuatu belenggu hati yang berharap selain kepada-Nya yang menjadikan insan tersebut terpenjara di dalam keinginan yang tidak berlandaskan kepada sang Khaliq, dengan kata lain keinginan adalah nafsu, selama hidup masih terbelenggu oleh nafsu diri, tidak akan mungkin jiwa merdeka muncul di dalam hati
Seperti yang pernah di singgung oleh beliau Syekh Ibnu Athoillah Asy Syakandary di dalam kitab At tanwir yang berbunyi Temukanlah kewara’an pada dirimu melebihi apapun pencarianmu selain wara’. Sucikan dirimu dari harap kepada makhluk (thama’).
Dari Dawuh beliau sudah cukup jelas berhati hati dalam menjalani hidup yakni berhati hati agar tidak terjerumus kedalam kemaksiatan serta tidak menggantungkan sesuatu selain kepada sang Khaliq adalah suatu kunci hidup agar di dalam diri ini selalu ada jiwa jiwa yang merdeka
Meskipun nafsu nafsu sendiri ada yang di kategorikan baik namun ada salah satu Ngendikan/Fatwa Kyai kepada santrinya yang berbunyi : “Lee.. senajan o nafsu kui onok seng apik onok seng elek, nanging nek iku iseh arane nafsu iku tetep ora apik” Ngendikanipun Romo Kyai Abdul Basith Adnan juga salah satu penganut 4 thoriqot salah satunya yaitu Thoriqot Syadziliyyah
Dari fatwa beliau tersebut bermakna bahwasanya apapun itu jika masih di kategorikan bentuk nafsu maka itu tetap tidak baik, seperti adanya nafsu Amarah, Alaumah, Supiah dan mutmainnah, dari ke empat tersebut tidak akan bisa hilang dari diri kita, hanya mampu kita kontrol
Menjadi hal yang perlu di perhatikan bahwa dari Dawuh Dawuh di atas menjadi sesuatu petunjuk untuk memunculkan jiwa yang merdeka di dalam diri kita tanpa adanya tekanan ataupun terjajahnya diri kita oleh nafsu maupun keinginan kita, bebaskanlah, merdekan diri ini agar mampu berjalan sesuai apa yang di perintahkan oleh Sang Pencipta
Penulis : TOIFUR AHMAD BALYA/ 20212900390