SEMINAR INTERNASIONAL: Kolaborasi Dua Negara, Indonesia – Malaysia, Peran Ulama dalam Menjaga Ilmu-ilmu Syari’ah.

Gresik, 30 April 2025 – Institut Al Azhar Menganti Gresik (ISTAZ) kembali menegaskan komitmennya dalam membangun jaringan akademik internasional melalui penyelenggaraan Seminar Internasional Kolaboratif bersama Institut Pengajian Islam Baitussaadah (IPIB) dari Malaysia. Acara bergengsi ini berlangsung secara daring dan luring terbatas, menghadirkan dua narasumber utama yang sangat berpengaruh di bidangnya: Dr. Sutono dari Indonesia dan Prof. Sheikh Dr. Omar Kalash Al Husainiy dari Malaysia.
Dengan mengusung tema “Ulama Indonesia dan Peran Ulama dalam Menjaga Ilmu-ilmu Syari’ah”, seminar ini bertujuan memperkuat sinergi keilmuan antara dua institusi pendidikan Islam lintas negara, sekaligus menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, khususnya dalam membentuk generasi Muslim yang berkarakter kuat, berwawasan global, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual.
Sambutan dan Harapan dari Kedua Pimpinan
Rektor Institut Al Azhar Menganti Gresik, dalam sambutannya, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas terlaksananya kolaborasi akademik ini. Ia menekankan bahwa kolaborasi internasional semacam ini penting untuk meningkatkan kualitas institusi serta memperluas wawasan dosen dan mahasiswa.
“Saya percaya bahwa kerja sama seperti ini adalah wujud nyata ukhuwah ilmiah antarnegara. Ini bukan hanya tentang transfer ilmu, tapi juga pertukaran nilai, budaya, dan semangat keislaman yang inklusif,” ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan IPIB Malaysia mengungkapkan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari misi internasionalisasi kampus yang telah lama dicanangkan pihaknya. “Kami melihat potensi besar dari ISTAZ dalam mengembangkan pendidikan Islam berbasis komunitas. Ini adalah awal dari kerja sama yang akan terus berlanjut ke dalam bentuk riset kolaboratif, pertukaran dosen, bahkan pengembangan kurikulum bersama,” ungkapnya.
Materi Kunci dari Dua Tokoh Ilmuwan Muslim
Dr. Sutono, dosen dan peneliti senior di bidang psikologi pendidikan Islam, membuka sesi materi dengan topik “Metode pengajaran dan transmisi keilmuan dari generasi ke generasi”. Dalam paparannya, ia menjelaskan pentingnya pendekatan holistik dalam pendidikan Islam yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan spiritual. Ia menegaskan bahwa pendidikan Islam hari ini harus mampu menjawab kebutuhan zaman tanpa kehilangan ruh keilahiannya.
Sementara itu, Prof. Sheikh Dr. Omar Kalash Al Husainiy, ulama dan akademisi terkemuka dari Malaysia, memberikan pemaparan mendalam tentang “Peran Ulama dalam Menjaga Ilmu-ilmu Syari’ah”. Beliau menyoroti peran ulama dalam menjaga ilmu syari’ah, serta membangun solidaritas umat lintas batas negara.
Antusiasme Mahasiswa dan Harapan Masa Depan
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum dari kedua negara. Antusiasme tampak jelas melalui sesi tanya jawab yang berlangsung hangat. Banyak peserta mengajukan pertanyaan kritis dan reflektif seputar implementasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan modern dan kehidupan sosial.
Di akhir acara, kedua institusi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) sebagai bentuk komitmen untuk terus menjalin kerja sama dalam bentuk seminar rutin, pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, dan pengembangan program akademik lintas negara.
Penutup
Seminar internasional ini bukan hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga menjadi simbol persaudaraan ilmiah antara Indonesia dan Malaysia. Dengan semangat kolaboratif, kedua kampus berharap dapat terus menjadi pelopor dalam membentuk generasi Muslim yang cerdas, tangguh, dan berkontribusi positif bagi peradaban global.